merangkai dalam buta tanpa bisa menerima apapun
cuma gelap yang beranjak ke pembaringan
menggantikan memadu asmara
setiap kita gugup, menelan airmata sendiri
menahan elegi yang menggoda balai-balai
wajahmu berubah menguasai menutupi kelambu
sprei dan jendela tua merintih
setiap kali kita bercanda, menyimpan kata
gelisah menggores tanah-tanah gersang
aku kehilangan cintamu, kata-kata yang tetap mati
setiap kuingat sosokmu, sebuah memori mengarungi samodra
entahlah,
berhenti berlabuh dipantai yang mana ****