aku telah hampir menjadi pribadi yang lain
aku telah meninggalkan may sumarno
Tuhan kembalikan aku
kepada may sumarno yang semula
kepada may sumarno yang sudah tidak muda lagi
kepada may sumarno yang orang tua bagi anak-anaknya
kepada may sumarno yang seorang guru bagi murid-muridnya
kepada may sumarno yang sok memberikan nasihat yang baik
kepada may sumarno yang menjalani sisa paruh hidupnya
agar aku damai didalam menjalankan tugas hidupku
dan tetap semangat didalam berkarya ***
Internet Time Standard | WIB
|
Sabtu, 22 Mei 2010
Jumat, 21 Mei 2010
SELEMBAR DAUN AKASIA JATUH DIATAS JALAN
Daun-daun akasia bergoyang ditiup angin pada pagi itu. Sisa hujan semalam membasahi jalan komplek perumahan. Angin sejuk semilir membawa embun menyapa pagi. Dilangit hanya ada beberapa gumpal awan sehingga matahari begitu bebas memancarkan sinarnya yang hangat.
Lelaki paruh baya melintas dijalan komplek diantara rindangnya pohon-pohon akasia. Kaki-kakinya melangkah dengan pasti diatas aspal jalan yang basah. Dibahunya tergantung tas warna hitam. hanya dalam hitungan menit langkahnya berbelok kesebuah gedung yang ternyata sebuah kampus perguruan tinggi.
Sisa hidupnya yang separuh ini diabdikan untuk mendidik calon-calon pemimpin masa depan. Dia memang sudah bertekat untuk itu. Dia ingin sisa hidupnya bisa berarti dan bermanfaat bagi orang lain. Dia ingin menjadi pahlawan. Keinginan yang sudah dimilikinya sejak kecil. Keinginan yang wajar bagi setiap orang. Tapi dia tidak mengharapkan disebut pahlawan. Dengan bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, sudah merupakan kebahagiaan.
Sore harinya dia pulang kerumah dengan melewati jalan yang sama, diantara rindangnya pohon-pohon akasia yang sama. Hidup seperti perjalanan pulang kerumah. Dalam langkahnya dia berharap bisa selamat sampai dirumah. Tapi seandainya didalam paruh perjalanan pulang ini dia kelelahan, akan tetap dikuatkan untuk melanjutkan perjalanan. Dia tidak ingin membebani orang lain untuk menolongnya. Dia akan melangkah sendiri walaupun gontai karena kelelahan.
Tapi untunglah. rindangnya daun-daun akasia memberikan kesejukan dan semangat. Sehingga dia masih tetap tegar menapaki jalan-jalan komplek menuju rumahnya.
"Kalau tiba waktuku untuk sampai dirumah, jangan sampai ada orang yang bersusah payah membantuku. Aku tak ingin merepotkan mereka." Bisiknya dalam hati.
Selembar daun akasia jatuh diatas jalan karena sudah kering dan sudah masanya ia gugur. Seperti itulah perjalanan hidup ini. Dia menyadari hidupnya seperti selembar daun akasia itu.
Suatu saat tiba masanya akan gugur kebumi. Tidak sekedar gugur, tapi gugurlah setelah memberi manfaat kepada orang lain. Seperti daun-daun akasia yang kini gugur tapi setidaknya pernah memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang lewat dijalan itu ****
Maymintaraga Sumarno
Jumat, 07 Mei 2010
SELENDANG SUTRA
Sudah banyak darah dan airmata yang ditumpahkan, banyak nyawa yang telah dikorbankan oleh putra-putri terbaik negeri ini untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan !
Akan kulawan para koruptor, makelar kasus, makelar politik, teroris dan tangan-tangan kotor lainnya yang menodai cita-cita perjuangan mereka yang luhur !
Akan kulawan para koruptor, makelar kasus, makelar politik, teroris dan tangan-tangan kotor lainnya yang menodai cita-cita perjuangan mereka yang luhur !
Rabu, 05 Mei 2010
KESAKSIAN
Jangan diteruskan membaca tulisan ini apabila anda belum bisa memandang setiap persoalan dengan hati nurani yang jernih. Tapi kalau anda tetap ingin meneruskan membacanya, terlebih dahulu buang jauh-jauh subyektivitas. Gunakan akal sehat dan kebijakan yang anda miliki.
Saya awali kisah kesaksian saya. Saya punya 2 anak perempuan yang sudah menikah. Pada awalnya mereka mengikuti agama saya karena memang dari kecil sudah saya tanamkan keyakinan apa yang saya yakini.
Mereka mendapatkan jodoh yang berbeda agama. Pada awalnya ada pergumulan didalam batin saya. Saya rasa itu normal bagi orang tua yang menghadapi masalah ini. Saya bukan orang yang otoriter karena keyakinan saya mengajarkan "Cinta Kasih".
OK, saya sekarang sudah merelakannya. Saya juga tidak mempermasalahkannya.
Nah, yang ingin saya kisahkan adalah sekarang ini. Entah hanya kebetulan atau memang ada hubungannya dengan "migrasi" mereka ke agama mereka yang baru, saya tidak tau.
Orang yang berperan me-migrasi kan anak saya adalah adik dan kakak saya. Karena adik dan kakak saya tidak seiman dengan saya. Saya melihat kehidupan mereka sekarang ini banyak sekali mengalami halangan. Adik saya belum lama ini masuk rumah sakit karena hyper tensi, keluar dari RS, gantian suaminya terkena komplikasi diabetes, dan ada pembengkakan di paru2nya. Pada saat blog ini ditulis sedang dirawat di RS. kemudian anaknya barusan dioperasi krista. Kemudian cucunya baru2 ini juga masuk ke RS karena typus.
Kakak saya juga begitu. Dia terkena hypertensi. Menantunya baru masuk RS karena operasi kanker rahim. Cucunya terkena flek di paru2nya.
Lagi, orang yang berperan me-migrasikan anak2 saya ialah seorang imam rumah ibadah. Belum lama ini masuk RS disebabkan oleh penyempitan saraf tulang pinggul. Keluhannya adalah sakit pinggang yang amat sangat. Terakhir dia diusir dari rumah kontrakannya. Saya tidak tau alasan apa.
Besan2 saya juga begitu. Mereka juga paling berperan dalam me-migrasikan anak2 saya. Mertua anak saya yang pertama selalu keluar masuk RS bergantian kalau tidak istrinya ya suaminya. Mertua perempuan anak saya menderita diabetes yang sudah akut. sering keluar masuk RS. Dan suami anak saya yang pertama sekarang ini menderita flek paru-paru yang belum kunjung sembuh sedang menjalani pengobatan suntik sampai 40 kali.
Mertua anak saya yang kedua juga tak lepas dari halangan. Menantunya (suami dari anaknya yang ke2) terkena PHK sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan lagi. Kehidupan rumah tangganya menjadi beban mertuanya (besan saya). Sampai sekarang belum sempat lagi menengok cucunya (dari anak saya yang ke2) mungkin sedang mengalami kesulitan ekonomi. Padahal usia cucunya sudah hampir 2 tahun. Pernah menengok pada waktu kelahiran saja.
Saya jadi teringat akan sabda yang tertulis didalam kitab suci saya begini: "Barang siapa yang tidak menerima Aku, Aku juga tidak akan menerimanya. Akulah jalan, Barang siapa yang percaya akan Aku, maka akan beroleh keselamatan dan hidup".
"Barang siapa yang berpaling dariKu, Aku juga akan berpaling darinya".
Semua itu adalah peringatan buat saya. Tapi saya tetap berdoa buat keluarga anak2 saya, saudara2 saya, besan2 saya, agar mereka semua diberkati Tuhan senantiasa. Saya harus tetap mencintai mereka. Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua itu.
Langganan:
Postingan (Atom)