Internet Time Standard
WIB

Rabu, 05 Mei 2010

KESAKSIAN

Jangan diteruskan membaca tulisan ini apabila anda belum bisa memandang setiap persoalan dengan hati nurani yang jernih. Tapi kalau anda tetap ingin meneruskan membacanya, terlebih dahulu buang jauh-jauh subyektivitas. Gunakan akal sehat dan kebijakan yang anda miliki.

Saya awali kisah kesaksian saya. Saya punya 2 anak perempuan yang sudah menikah. Pada awalnya mereka mengikuti agama saya karena memang dari kecil sudah saya tanamkan keyakinan apa yang saya yakini.

Mereka mendapatkan jodoh yang berbeda agama. Pada awalnya ada pergumulan didalam batin saya. Saya rasa itu normal bagi orang tua yang menghadapi masalah ini. Saya bukan orang yang otoriter karena keyakinan saya mengajarkan "Cinta Kasih".

OK, saya sekarang sudah merelakannya. Saya juga tidak mempermasalahkannya.

Nah, yang ingin saya kisahkan adalah sekarang ini. Entah hanya kebetulan atau memang ada hubungannya dengan "migrasi" mereka ke agama mereka yang baru, saya tidak tau.

Orang yang berperan me-migrasi kan anak saya adalah adik dan kakak saya. Karena adik dan kakak saya tidak seiman dengan saya. Saya melihat kehidupan mereka sekarang ini banyak sekali mengalami halangan. Adik saya belum lama ini masuk rumah sakit karena hyper tensi, keluar dari RS, gantian suaminya terkena komplikasi diabetes, dan ada pembengkakan di paru2nya. Pada saat blog ini ditulis sedang dirawat di RS. kemudian anaknya barusan dioperasi krista. Kemudian cucunya baru2 ini juga masuk ke RS karena typus.

Kakak saya juga begitu. Dia terkena hypertensi. Menantunya baru masuk RS karena operasi kanker rahim. Cucunya terkena flek di paru2nya.

Lagi, orang yang berperan me-migrasikan anak2 saya ialah seorang imam rumah ibadah. Belum lama ini masuk RS disebabkan oleh penyempitan saraf tulang pinggul. Keluhannya adalah sakit pinggang yang amat sangat. Terakhir dia diusir dari rumah kontrakannya. Saya tidak tau alasan apa.

Besan2 saya juga begitu. Mereka juga paling berperan dalam me-migrasikan anak2 saya. Mertua anak saya yang pertama selalu keluar masuk RS bergantian kalau tidak istrinya ya suaminya. Mertua perempuan anak saya menderita diabetes yang sudah akut. sering keluar masuk RS. Dan suami anak saya yang pertama sekarang ini menderita flek paru-paru yang belum kunjung sembuh sedang menjalani pengobatan suntik sampai 40 kali.

Mertua anak saya yang kedua juga tak lepas dari halangan. Menantunya (suami dari anaknya yang ke2) terkena PHK sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan lagi. Kehidupan rumah tangganya menjadi beban mertuanya (besan saya). Sampai sekarang belum sempat lagi menengok cucunya (dari anak saya yang ke2) mungkin sedang mengalami kesulitan ekonomi. Padahal usia cucunya sudah hampir 2 tahun. Pernah menengok pada waktu kelahiran saja.

Saya jadi teringat akan sabda yang tertulis didalam kitab suci saya begini: "Barang siapa yang tidak menerima Aku, Aku juga tidak akan menerimanya. Akulah jalan, Barang siapa yang percaya akan Aku, maka akan beroleh keselamatan dan hidup".

"Barang siapa yang berpaling dariKu, Aku juga akan berpaling darinya".

Semua itu adalah peringatan buat saya. Tapi saya tetap berdoa buat keluarga anak2 saya, saudara2 saya, besan2 saya, agar mereka semua diberkati Tuhan senantiasa. Saya harus tetap mencintai mereka. Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua itu.

1 komentar:

  1. sebenar'a ilmu pengetahuan saya tentang keyakinan beragama masih sangat kurang.namun,,,saya hanya ingin berpendapat sebenar'a manusia itu punya hak untuk menentukan masing2 keyakinan beragama dan menjalaninya,,karna saya yakin sbg ortu pasti menginginkan yg terbaik untuk anak2nya,,dan pilihan untk ber"migrasi".saya hanya dapat berdoa semoga bapak dibri ketabahan dan keluarga bapak tetap harmonis serta dapat mengambil hikmah...(maaf kalau pendapat saya kurang berkenan)

    BalasHapus