Internet Time Standard
WIB

Jumat, 22 Januari 2010

DOMINASI MAYORITAS

Ditempat manapun dan dinegara manapun pasti ada yang namanya kelompok MAYORITAS dan kelompok MINORITAS. Sudah menjadi hukum alam bahwa mayoritas akan mendominasi disegala aspek bidang kehidupan. Baik dibidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Diskriminasi mayoritas-minoritas akan terasa manakala pergesekan-pergesekan mulai timbul. Yang minoritas hidup secara exclusive tidak mau membaur. Yang mayoritas bersikap arogan dan sok kuasa. Bahkan apabila terjadi gejolak sosial terkadang kelompok minoritas sebagai bulan-bulanan, sasaran penjarahan dan jadi kambing hitam akar masalah.

Masalah ini sering terjadi pada masyarakat yang terdiri dari multi-etnis dan kaum pribumi. Kaum pribumi menganggap kaum minoritas dari etnis tertentu mempunyai kehidupan yang mapan, sedangkan masyarakat mayoritas pribumi banyak yang miskin (padahal jauh lebih banyak masyarakat pribumi yang hidup mewah dari hasil yang tidak halal). Maka timbul sentimen-sentimen rasialisme.

Didalam masyarakat dengan kemajemukan agama, masalah akan bergeser ke mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat setempat. Penganut agama yang minoritas akan merasa selalu tidak nyaman menjalankan ibadah agamanya. Pengurusan ijin pembangunan rumah ibadah terasa selalu dipersulit. Hubungan perkawinan dipersulit. Biasanya pihak kelompok minoritas akan terpaksa mengalah.

Sampai berpengaruh pada hubungan asmara muda-mudi. Pihak dari kelompok minoritas akan diberikan pilihan yang tidak enak: memilih pasangannya dari kelompok mayoritas atau tetap setia kepada agamanya dengan resiko harus putus dengan pasangannya. Karena masing-masing agama mentabukan untuk kawin campur. Karena masing-masing agama menganggap perkawinan campur adalah perbuatan zinah. Suatu pilihan yang sama-sama sulit.

Yang pada akhirnya pihak kelompok minoritas lebih banyak mengalah atau dikalahkan demi kebahagiaan dan masa depan.

Didalam kancah politik lebih terasa lagi. Sepanjang Sejarah Indonesia. Belum atau tidak ada orang dari kelompok minoritas yang menjadi pemimpin. Akan tetapi banyak orang-orang dari kelompok minoritas yang menjadi pemikir-pemikir ulung. Akan tetapi paradigma yang berlaku dimasyarakat, emoh dipimpin dari kelompok minoritas meskipun memiliki sifat kepemimpinan yang handal.

Rupanya kelompok minoritas baik minoritas agama, etnis, atau kelompok-kelompok lainnya harus masih bersabar dan menerima perlakuan yang diskriminatif ini. Tidak usah memberontak. Karena akan sia-sia. Salah-salah bisa ditumpas habis siapa yang mau membela? Seperti terjadi pemusnahan minoritas etnis Yahudi oleh mayoritas Nazi di Jerman pada era Perang Dunia II. Seperti yang terjadi di Serbia dan Bosnia.

Kalau bisa kelompok minoritas harus menjadi garam-dunia. Menjadi mercu-suar ditengah ganasnya lautan untuk memberi panduan kepada kapal-kapal yang berlayar. Sehingga dunia bisa melihat bahwa kelompok minoritas tidak mau dianggap sebagai benalu atau sumber permasalahan di masyarakat. Ciptakan suatu kesan bahwa ternyata kelompok minoritas juga mampu berpartisipasi positip dan mampu menyumbangkan kiprah mereka ditengah masyarakat.

Kuasai sekuat tenaga akan bidang apa saja misalnya teknologi, politik, ekonomi dan perdagangan. Sumbangkan hasilnya untuk kemakmuran bersama. Lambat laun kaum mayoritas yang arogan akan segan terhadap kelompok minoritas. Dan berbondong-bondong menerima dengan tulus hati.

dipersembahkan untuk kelompok minoritas yang tertindas ***

Artikel yang sama juga bisa dibaca di Web Site saya ARISTA MEDIA STUDIO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar